Rumah cluster atau biasa dikenal dengan rumah tanpa pagar saat ini banyak diminati oleh orang. Untuk itulah sekarang ini banyak pengembang yang mengembangkan tipe perumahan seperti ini. Rumah cluster adalah rumah yang sistem keamanannya di serahkan secara kolektif dengan mengandalkan ‘tembok Berlin’ yang mengelilingi blok penghuni. Walaupun penataan dari perumahan cluster ini begitu apik dan tersistem, namun jika tidak dikelola dengan baik oleh pihak perumahannya, bisa-bisa malah mengakibatkan kerugian tersendiri bagi warga penghuni perumahaan cluster tersebut, antara lain:
- Masalah parkir yang membludak tanpa batasan jumlah kendaraan di depan rumah/pinggir jalan (karena merasa aman oleh ‘tembok Berlin’), setiap penghuni dengan seenaknya memarkir 4 atau 5 kendaraannya bahkan kendaraan niaga (truk, engkel,box) masuk semua gratis, yang kadang ada kendaraan niaga tersebut diisi dengan bahan bahan kimia yang bau/mudah meledak. Padahal dengan konsep semula tanpa pagar, anak kecil bisa lari dari halaman rumah menuju ke jalan langsung dan pandangan bisa terhalang (oleh membludaknya parkiran di depan rumah) baik dari arah anak tersebut maupun dari arah pengemudi yang sedang lewat. Hal ini sangat berbahaya jika terjadi kecelakaan.
- Disamping itu belum adanya peraturan dari Pemerintah (Menteri Perumahan Rakyat) atau pihak Perumahan agar penghuni harus membedakan antara daerah Permukiman khususnya sistem Cluster dan Pergudangan. Kadang hal tersebut dimanfaatkan oleh sebagian penghuni untuk mencampur adukkan 2 konsep tersebut karena mereka bisa melakukan penghematan dengan tidak menyewa Gudang. Kelihatannya ini sepele tapi juga kadang bisa menjadi bibit permusuhan antar tetangga.
Kebanyakan konsumen memilih rumah hanya melihat dari bentuk rumah tersebut dan pemandangan sekitar yang indah. Tetapi situasi/sistem keamanan kadang luput dari pengamatan, seperti adanya akses penduduk sekitar yang bisa bebas naik turun memanjat ‘tembok Berlin’. Padahal hal tersebut bisa saja malah membahayakan warga perumahan, bukan?Lantas apa yang harus kita perhatikan agar tidak salah dalam memilih rumah cluster? Berikut tipsnya:
1. Jika ingin membeli rumah, jangan segan untuk mensurvei pada malam hari, ketika ‘wajah’ sebenarnya lingkungan perumahan tersebut menampakkan keasliannya. Jika perlu hubungi teman atau kerabat di situ untuk menanyakan informasi.
2. Jangan segan menanyakan kepada petugas keamanan tentang kebiasaan/sistem keamanan yang dipakai, perhatikan apakah efektif mulai dari kendaraan kita masuk.
3. Perhatikan perencanaan rumah-rumah yang dibangun oleh pengembang apakah garasi cukup untuk minimal 2 mobil pada setiap rumah? Sehingga semuanya bisa tertib dan sedap dipandang mata.
1. Jika ingin membeli rumah, jangan segan untuk mensurvei pada malam hari, ketika ‘wajah’ sebenarnya lingkungan perumahan tersebut menampakkan keasliannya. Jika perlu hubungi teman atau kerabat di situ untuk menanyakan informasi.
2. Jangan segan menanyakan kepada petugas keamanan tentang kebiasaan/sistem keamanan yang dipakai, perhatikan apakah efektif mulai dari kendaraan kita masuk.
3. Perhatikan perencanaan rumah-rumah yang dibangun oleh pengembang apakah garasi cukup untuk minimal 2 mobil pada setiap rumah? Sehingga semuanya bisa tertib dan sedap dipandang mata.
Arsitektur Mediterania
Gaya arsitektur Mediterania berasal dari bangunan-bangunan Mediterania di jaman dahulu. Gaya bangunan jaman dahulu kebanyakan dibuat atas landasan geografis. Kondisi geografis Yunani, yakni daerah dimana gaya arsitektur ini berasal, cenderung sejuk dengan intensitas matahari sedang dan terpaan angin yang cukup tinggi. Untuk itulah, struktur bangunan Mediterania ini dibuat agar tahan di daerah yang berangin seperti di Yunani.
Hal lain yang mendapat pengaruh dari kondisi iklim geografis Yunani adalah pemilihan warna-warna dekorasinya yang cenderung lembut dan pucat sesuai dengan kondisi iklim yang sejuk. Warna-warna yang terinspirasi dari alam yakni warna putih yang berasal dari pasir pantai, warna biru dan hijau yang berasal dari laut.
Sedangkan warna coklat kemerah-merahan dan kuning pucat yang juga sangat melekat pada gaya arsitektur Mediterania, khususnya yang berasal dari Spanyol, merupakan representasi dari gurun yang berada di bagian selatan. Sehingga, secara keseluruhan warna-warna yang digunakan pada arsitektur Mediterania ini mengadopsi warna alam.
Secara umum, ada 3 tipe arsitektur Mediterania, yakni ala Italia, Yunani, dan Spanyol. Masing-masing tipe memiliki ciri khas yang membedakannya dari satu tipe dengan tipe yang lain. Arsitektur Mediterania ala Italia misalnya, arsitektur ini banyak menerapkan lantai marmer, penyangga langit-langit/plafon yang terbuat dari kayu, serta penggunaan kandelar berbahan besi yang dipasang menggantung di langit-langit. Kemudian, furnitur yang ada di dalam rumah biasanya berukuran besar, dilapisi dengan kain atau plastik, dan meja atau kursinya dibuat dengan banyak pahatan dan ornamen.
Barang-barang gerabah dan keramik seperti vas bunga dan guci juga banyak menghiasi rumah bergaya Mediterania ala Italia ini.
Tipe arsitektur Mediterania ala Yunani mungkin terlihat lebih sederhana, praktis, dan tak terlalu mewah seperti halnya ala Italia. Dinding dan lantai dibiarkan halus berwarna putih sedangkan furnitur lebih banyak berlapis kain berwarna hijau dan biru laut. Sedangkan arsitektur Mediterania ala Spanyol lebih cenderung mirip dengan tipe ala Italia, yakni banyak mengelaborasi warna-warna yang beragam serta penggunaan berbagai jenis material.
Warna-warna biru tua juga kerap muncul pada tipe ini dan membedakannya dengan tipe Italia. Tetapi, jika arsitektur Mediterania ala Italia lebih menerapkan penggunaan warna-warna merah dan kuning yang menyala, pada tipe Spanyol kedua warna tersebut justru terlihat lebih lembut, natural, dan membumi sehingga tidak terlalu mencolok.
Karakteristik Arsitektur Mediterania
Meskipun arsitektur Mediterania ini terbagi dalam 3 tipe, namun ada beberapa hal yang sama dan merupakan ciri khas dari gaya furnitur Mediterania. Salah satunya adalah kesetaraan penanganan antara area indoor dan outdoor. Tak seperti gaya arsitektur lain yang kerap menomorduakan area outdoor, arsitektur Mediterania memperlakukan area ini dengan porsi yang sama seperti area indoor.
Sebagai bukti, area outdoor sering juga dihiasi, diberi ornamen, serta dilengkapi dengan furnitur – furnitur seperti meja dan kursi. Outdoor furnitur ini biasanya berupa meja panjang yang terbuat dari kayu utuh dan bisa digunakan untuk 12 orang. Bentuk kursinya cenderung sederhana dan terkadang dibuat juga dari kayu. Tak jarang, area luar ruangan ini juga sering dijadikan dapur terbuka (open kithen) untuk keperluan tertentu.
Dapur pada arsitektur gaya ini biasanya menggunakan warna kuning tua atau putih dan dinding dapur biasanya dipasangi ubin. Selain itu, tepian jendela pada dapur juga dibuat agak luas untuk menempatkan tanaman – tanaman herbal dalam pot yang tak jarang digunakan sebagai salah satu bumbu dalam masakan. Marmer, granit, dan batuan alam lain kerap digunakan sebagai material dalam arsitektur Mediterania sebagai countertop, yakni bagian permukaan meja pada dapur.
Ornamen lain yang dapat kita temui di dapur ala Mediterania yakni keberadaan ubin lukis. Ubin-ubin yang permukaanya dilukis ini dipasang di dinding untuk mempercantik tampilan dapur. Sedangkan furnitur lain di dapur seperti kabinet, biasanya dibuat dari besi tempat.
Untuk dekorasi interior di ruangan lain, aksesoris merupakan hal yang penting untuk lebih menimbulkan kesan Mediterania itu sendiri. Penggunaan barang-barang seperti guci, vas, dan hiasan yang terbuat dari keramik sangat kerap kita temui. Selain itu, pemilihan wallpaper atau permadani haruslah selaras dengan lantai di ruangan tersebut.
Terakhir, kombinasi yang apik antara material yang digunakan, pemlihan warna, serta dekorasi interior ruangan menjadikan gaya arsitektur Mediterania terlihat berbeda namun tetap disukai masyarakat hingga kini.
Sebagian orang cenderung berpikir JASA ARSITEK ITU MAHAL.”MUNGKIN TIDAK SEMUA..” sebab masyarakat awam beranggapan bahwa jasa yang dikerjakan arsitek dapat dilakukan sendiri dengan menggandeng para pekerja bangunan, dg bermodal majalah membangun rumah yg mahal, hasil pasti maksimal.. “apa benar sudah sesuai yang di harapkan?”. Pemikiran tersebut sah-sah saja, karena sebenarnya mereka belum faham banyaknya keuntungan owner yang akan diperoleh ketika berbenah. berikut diataranya prihal yang dapat di jadikan bahan pertimbangkan :
- Arsitek paham desain dan ahli di bidangnya Dengan menyerahkan tugas merenovasi dan membangun rumah kepada arsitek, Anda berarti sedang menyerahkan sesuatu kepada ahlinya. Seseorang yang memiliki talenta dan pengetahuan di bidang desain dan pembangunan rumah. Tentu saja, Anda akan diuntungkan karena selain tahu cara membuat desain dan bangunannya, arsitek juga sudah paham berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk mewujudkan desain yang sedang mereka buat.
- Mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Jika Anda memiliki rumah dengan lahan yang sempit, maka kebutuhan ruang terkadang menjadi salah satu pekerjaan rumah yang seolah tidak bisa selesai. Lain hal jika Anda menyewa jasa arsitek untuk membangun rumah Anda. Mereka akan mencari solusi terbaik dan membuat sekaligus menempatkan ruang dalam rumah minimalis dengan seefektif mungkin. Akhirnya, Anda bisa berpartner dengan arsitek sebagai konsultan sekaligus problem solver untuk rumah Anda. Dalam hal ini, arsitek juga akan memanfaatkan setiap inci dalam rumah Anda untuk digunakan sebagai ruangan penting dan bukan dibuang percuma.M
- Memakai skala dan detail. Sebelum membangun rumah, seorang arsitektur rumah minimalis dan jasa renovasi rumah akan merencanakan dengan sangat detail dan penuh dengan angka-angka riil. Ini akan membantu Anda untuk ikut membaca rencananya dan mengevaluasi jika ada yang tidak sesuai dengan keinginan Anda. Keberadaan angka-angka ini juga bisa menunjukkan ketelitian dari arsitek yang Anda sewa jasanya.
- Tanggung Jawab.
...
0 comments:
Post a Comment